Bagana, Wadah Aksi Sosial-Kemanusiaan Penanggulangan Bencana GP Ansor
PERADABAN.ID – Sepanjang tahun 2022, beberapa daerah Indonesia dilanda bencana, seperti banjir dan longsor yang berdampak pada kerusakan infrastruktur jalan, jembatan, rumah, fasilitas rumah ibadah hingga mengakibatkan korban luka-luka dan meninggal dunia.
“Longsor dan banjir telah mengakibatkan korban meninggal dunia, luka-luka, mengungsi dan kerusakan rumah dan infrastruktur,” dikutip dari laman Badan Penanggulangan Bencana (BNPB).
Insiden yang berujung pada bencana ini mendorong sejumlah pihak untuk ikut serta memberikan bantuan sebagai bentuk kepedulian terhadap kemanusiaan, tidak terkecuali seperti yang dilakukan Gerakan Pemuda (GP) Ansor di beberapa titik wilayah terdampak.
Dari keterangan di laman sosial media GP Ansor, Badan Otonom kepemudaan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini melakukan sejumlah kegiatan turun tangan berjibaku mengevakuasi korban, dan giat lainnya diperlukan untuk percepatan penanggulangan serta pemulihan bencana.
Baca Juga
- Jadi Rujukan, Holland Taylor: Dakwah NU Harus Rambah Dunia Internasional
- Banser Tanggap Bencana Berjibaku Evakuasi Ribuan Korban Banjir Cilacap
- Berita dan Informasi Gus Yahya Terbaru
Sejumlah titik itu di antaranya banjir bandang Desa Pakuli Utara, Gumbasa, Sigi, Sulawesi Tengah, banjir di Bali, banjir di Trenggalek, di Malang Selatan, banjir Banten, banjir Cilacap, termasuk turun tangan membantu korban di Jakarta dan daerah lainnya.
Giat-giat kemanusiaan Ansor sebenarnya bukan hal baru, berada di garda terdepan untuk mengulurkan tangan memberikan bantuan. Bahkan secara kelembagaan, GP Ansor membentuk Banser Tanggap Bencana (Bagana) sebagai wadah melakukan aksi-aksi sosial-kemanusiaan penanggulangan bencana.
“Melaksanakan program sosial kemanusiaan dalam kerangka penanggulangan bencana sejak masa kesiapsiagaan, mitigasi, tanggap darurat, rehabilitasi, rekonstruksi hingga pemulihan akibat bencana,” dilansir dari NU Online.
2010, menjadi tahun kelam di sejumlah daerah seperti Klaten, Boyolali, Yogyakarta dan Magelang.
“Ketika berangsur terang, semua memutih karena abu vulkanis, batu beterbangan berkilo-kilo meter, banjir lahar meluluhlantakkan perkampungan,” tulis akun Gerakan Pemuda Ansor.
Ribuan korban dan pengungsi, lanjutnya, para kaum muhajirin karena erupsi merapi nyaman menghuni dalam camp tenda pengungsi yang dibuat oleh Gerakan Pemuda Ansor waktu itu.
“12 tahun lalu, sebuah inspirasi lahirnya Bagana dari momentum erupsi Merapi 26 Oktober 2010,” terangnya.
2 Comments