Berita

Akademisi UNU Jogja Nilai Evolusi Pelaksanaan Haji 2024 Tunjukkan Komitmen Peningkatan Kualitas

PERADABAN.ID – Jazilus Sakhok, MA, Ph.D, Akademisi Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta, menilai bahwa evolusi pelaksanaan ibadah haji di Indonesia menunjukkan komitmen Kemenag untuk meningkatkan kualitas pelayanan bagi para jemaah.

Gus Sakhok, sapaan akrabnya, yang baru saja menunaikan ibadah haji untuk kedua kalinya di tahun 2024 ini, mengamati berbagai terobosan dan peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan pengalaman haji sebelumnya.

“Kami melihat evolusi pelaksanaan ibadah haji yang semakin baik, semakin baik dan semaik baik. Terutama tahun 2024 ini, dimana Indonesia mendapat kuota terbanyak dalam sejarah pelaksaan haji Indonesia,” kata Gus Sakhok ditemui redaksi peradaban.id di kediamannya, Sleman, (18/7).

“Kami menyaksikan, meskipun dengan kuota yang begitu banyak, tapi relatif berlangsung secara sukses, dan kami pun sebagai jemaah haji merasa puas dengan berbagai terobosan-terobosan dan pelayanan yang itu dilaksanakan oleh Pemerintah khususnya Kementerian Haji melalui Gus Men sebagai Menteri Agama,” lanjutnya.

Baca Juga

Gus Sakhok ingin menyampaikan bahwa dalam melihat fenomena haji, kita harus lihat secara komprehensif, jangan parsial.

“Pelaksanaan ibadah haji secara umum harus kita lihat dalam scope yang agak panjang supaya kita bisa melihatnya secara lebih komprehensif dan bagaimana evolusi pelaksaan ibadah haji itu terjadi. Jadi jangan melihat hanya satu/dua tahun, tapi harus secara agak panjang melihatnya,” tegasnya.

Menurut Gus Sakhok, salah satu contoh nyata dari evolusi ini adalah kehadiran bis shalawat yang dapat diakses jemaah selama 24 jam secara gratis. Fasilitas ini tidak tersedia pada pelaksanaan haji sebelumnya, dan terbukti sangat bermanfaat bagi jemaah untuk mengunjungi sanak famili di berbagai sektor/wilayah.

“Bis shalawat merupakan fasilitas luar biasa yang bisa diakses 24 jam, gratis, dan kami bisa berkunjung ke sanak famili yang ada di beberapa sektor/wilayah,” kata alumni University of Malaya itu.

Baca Juga Khofifah: Pesantren Siap Berikan Beasiswa Pendidikan bagi Warga Palestina

Peningkatan juga terlihat dalam ketepatan waktu penyajian makanan selama di Mekah dan Madinah. Hal ini tentu menjadi faktor penting dalam menjaga stamina jemaah selama melaksanakan ibadah haji yang penuh dengan ritual dan aktivitas fisik.

Skema murur yang diterapkan pun dinilai Gus Sakhok sebagai evolusi yang positif. Skema ini mampu melancarkan pergerakan jemaah dari Arafah ke Muzdalifah dan Mina dengan lebih terorganisir dan efisien, sehingga meminimalisir potensi tersesat atau terhambat.

Di Arafah, lanjut beliau, jemaah bahkan dibekali dengan makanan dan minuman yang berlimpah, sehingga tidak perlu khawatir kekurangan asupan selama perjalanan ke Muzdalifah dan Mina. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah terus memperhatikan kebutuhan jemaah dan berusaha untuk memberikan pelayanan terbaik.

Baca Juga

Pengasuh Pesantren Nurul Ihsan Yogyakarta itu menilai bahwa biaya yang dikeluarkan untuk haji di tahun 2024 sebanding dengan pengalaman yang diperoleh. Beliau terkesan dengan peningkatan pelayanan dan fasilitas yang disediakan oleh pemerintah, bahkan menyebutnya “luar biasa”.

“Dengan pelayanan seperti ini, saya merasa biaya yang kami keluarkan sebetulnya tidak sebanding dengan fasilitas yang begitu luar biasa,” ujar Gus Sakhok.

Meskipun mengakui masih terdapat beberapa kekurangan, Gus Sakhok mengapresiasi komitmen pemerintah, terutama Kementerian Agama di bawah kepemimpinan Gus Yaqut Cholil Qoumas (Gus Men), dalam menjalankan amanah penyelenggaraan haji dengan sukses dan luar biasa.

“Pelaksanaan haji tahun 2024 ini merupakan bukti nyata bahwa pemerintah terus berbenah dan meningkatkan kualitas pelayanan bagi jemaah haji Indonesia,” pungkas beliau.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button